Setelah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat serangan terbaru Amerika Serikat ke wilayah Iran, Kanselir Jerman menyampaikan pernyataan resmi yang menyerukan Iran untuk segera terlibat dalam dialog dan proses perundingan. Seruan ini datang di tengah kekhawatiran Eropa terhadap potensi eskalasi konflik yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan maupun ekonomi global.
Dalam pernyataan publik yang disampaikan pada Sabtu malam waktu setempat, Kanselir Jerman menyatakan bahwa penyelesaian damai melalui jalur diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Ia menegaskan, “Kami meminta Iran untuk segera masuk ke dalam perundingan tanpa syarat dan menghentikan segala bentuk aksi provokatif yang dapat memperkeruh keadaan.”
Komentar ini menjadi perhatian internasional, terutama setelah beberapa hari sebelumnya sang kanselir sempat membuat pernyataan kontroversial bahwa Israel dalam konfliknya dengan Iran telah “melakukan pekerjaan kotor Barat.” Pernyataan tersebut menuai reaksi beragam, termasuk dari dalam negeri Jerman yang menganggapnya sebagai bentuk pembelaan terselubung terhadap strategi militer Israel. Pernyataan Jerman kali ini dianggap sebagai langkah untuk meredam dampak dari pernyataan sebelumnya, sekaligus menunjukkan posisi Eropa yang semakin cemas melihat dinamika militer di kawasan.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang semakin diperparah oleh manuver militer dan saling tuding, dinilai bisa menyeret negara-negara lain dalam konflik yang lebih luas. Pemerintah Jerman juga menegaskan dukungannya terhadap peran lembaga internasional seperti PBB dan IAEA untuk mengawasi situasi dan mendorong solusi damai.
Mereka berharap agar semua pihak menahan diri dan menghindari aksi sepihak yang dapat memicu reaksi berantai di kawasan yang selama ini sudah rapuh secara geopolitik. Pakar hubungan internasional menilai bahwa seruan Jerman mencerminkan kepanikan diplomatik Eropa terhadap jalannya perang yang semakin tidak terkendali.
Eropa, yang selama ini berusaha menjaga jarak aman dari konflik Timur Tengah, kini dihadapkan pada kenyataan bahwa instabilitas kawasan bisa berdampak langsung terhadap keamanan energi dan arus migrasi ke Benua Biru. Di sisi lain, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran mengenai seruan Kanselir Jerman.
Namun media pemerintah Iran menyoroti bahwa tekanan dari negara-negara Barat justru memperkeruh upaya perdamaian dan dianggap sebagai bentuk keberpihakan terhadap kekuatan militer tertentu. Situasi ini masih terus berkembang, dan komunitas internasional berharap agar tekanan diplomatik dari negara-negara besar seperti Jerman dapat membuka kembali jalur dialog antara Iran dan negara-negara barat, sebelum konflik meluas dan semakin sulit dikendalikan.