Peringatan IRGC: Sentuh Marja Syiah, AS Akan Diburu di Kawasan

Posted 1 day 20 hours ago

Pernyataan keras disampaikan Wakil Koordinator IRGC, Jenderal Mohammad Reza Naghdi, terkait ancaman terhadap para marja Syiah di kawasan. Dalam konferensi pers yang digelar di Teheran, Naghdi menegaskan bahwa setiap upaya musuh, khususnya Amerika Serikat, untuk melukai atau membunuh salah satu marja Syiah, akan dibalas dengan pembalasan brutal.

Ia menekankan bahwa jika ada serangan—berhasil atau gagal—terhadap salah satu marja, maka tak ada agen Amerika di kawasan yang akan selamat. Naghdi juga menyebut bahwa semua diplomat, personel militer, dan pegawai Amerika akan menjadi target serangan dan penculikan.

Pernyataan tersebut sontak menjadi sorotan, mengingat ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Amerika Serikat di Timur Tengah. Pesan ancaman ini juga ditujukan langsung kepada mantan Presiden Donald Trump, yang oleh Naghdi disebut telah menandatangani nasib seluruh kepentingan Amerika jika berani menyentuh marja Syiah.

IRGC selama ini dikenal sebagai pengawal Revolusi Iran yang tak segan menggunakan retorika keras, apalagi jika berkaitan dengan tokoh agama penting. Marja Syiah merupakan otoritas tertinggi dalam urusan keagamaan di Iran dan komunitas Syiah global, sehingga setiap ancaman terhadap mereka dianggap sebagai penistaan besar dan penghinaan yang tak termaafkan.

Ancaman terbuka ini menegaskan pula bahwa Iran tidak akan segan menempuh jalur kekerasan terhadap kepentingan Amerika di kawasan, termasuk pangkalan militer dan fasilitas diplomatik di Irak, Suriah, Bahrain, dan negara Teluk lainnya. Hal ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi keamanan di Timur Tengah yang selama ini sudah rapuh akibat konflik berkepanjangan dan rivalitas geopolitik berbagai kekuatan regional dan global.

Beberapa pengamat menilai, pernyataan Naghdi juga merupakan pesan pencegahan untuk menahan pihak-pihak yang berpotensi melakukan provokasi terhadap ulama Syiah, khususnya di tengah ketegangan pasca serangkaian insiden pembunuhan tokoh penting Iran. Namun, nada ancaman langsung terhadap warga negara asing, termasuk diplomat, berpotensi memicu eskalasi serius dengan AS dan sekutunya.

Di sisi lain, pemerintahan Amerika Serikat belum memberikan tanggapan resmi terkait peringatan keras dari IRGC ini. Namun biasanya, setiap ancaman semacam ini akan direspon dengan peningkatan keamanan di seluruh fasilitas diplomatik AS di kawasan.

Ketegangan antara Iran dan AS diprediksi masih akan terus memanas. Ancaman terbuka dari pejabat tinggi IRGC tersebut menjadi babak baru dalam drama panjang konflik antara kedua negara yang sejak lama saling menuding sebagai pengacau perdamaian di kawasan Timur Tengah.