Serangan ke-12, Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa Dibombardir Lagi

Posted 7 hours 10 minutes ago

Serangan brutal kembali terjadi di Jalur Gaza ketika pesawat tempur Israel membombardir Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di Deir al-Balah, wilayah tengah Gaza. Ini menjadi serangan ke-12 yang menargetkan rumah sakit tersebut sejak meletusnya perang di Gaza.

Serangan terbaru yang terjadi pada Senin ini memicu kemarahan dan kecaman dari berbagai pihak karena sekali lagi menambah daftar panjang pelanggaran hukum internasional oleh rezim Zionis terhadap fasilitas kesehatan dan warga sipil Palestina. Menurut laporan Kantor Media Pemerintah Palestina di Gaza, serangan tersebut menghantam tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa.

Tenda itu berjarak hanya beberapa meter dari bangsal perawatan pria di dalam rumah sakit, sehingga menimbulkan kepanikan dan korban jiwa di antara warga sipil yang tengah mencari perlindungan. Gempuran ini tidak hanya melukai puluhan warga sipil, tetapi juga mengancam keselamatan tenaga medis dan pasien yang sudah berjuang bertahan hidup di tengah blokade dan serangan beruntun.

Kantor Media Pemerintah Palestina mengecam keras serangan berulang terhadap rumah sakit ini, menegaskan bahwa tindakan Israel merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional. Mereka menyebut pemboman fasilitas medis sebagai “kejahatan perang sistematis” yang tak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.

Serangan terhadap rumah sakit telah lama dilarang oleh Konvensi Jenewa, namun hingga kini Israel terus melanggarnya tanpa ada tindakan tegas dari komunitas internasional. Sejak awal agresi, Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa menjadi salah satu titik utama penanganan korban serangan udara Israel di wilayah tengah Gaza.

Rumah sakit ini kerap penuh sesak dengan pasien luka berat, termasuk anak-anak dan perempuan, serta ribuan pengungsi yang terpaksa menjadikan halaman rumah sakit sebagai tempat berlindung. Dengan pengeboman berulang kali, rumah sakit ini tak hanya kehilangan kemampuannya untuk beroperasi optimal, tetapi juga menjadi saksi bisu kekejaman dan ketidakberdayaan masyarakat internasional.

Serangan terhadap tenda pengungsi di halaman rumah sakit menunjukkan bagaimana situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Warga yang sudah kehilangan rumah kini bahkan tak aman ketika berlindung di dekat fasilitas kesehatan.

Banyak dari mereka kini hidup dalam ketakutan, kekurangan obat-obatan, makanan, air bersih, dan berjuang untuk sekadar bertahan hidup setiap harinya di tengah puing-puing kehancuran. Berbagai organisasi kemanusiaan dunia telah berulang kali menyerukan gencatan senjata dan penghentian serangan terhadap fasilitas sipil, namun hingga kini seruan tersebut tak diindahkan.

Serangan ke Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa kali ini menjadi pengingat pahit bahwa di Jalur Gaza, tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi warga sipil. Sementara itu, pemerintah Palestina terus mendesak lembaga-lembaga internasional untuk mengambil tindakan nyata terhadap Israel.

Mereka meminta pengadilan internasional untuk memproses semua kejahatan perang yang telah dan terus dilakukan, terutama serangan yang secara sengaja menargetkan rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi. Dengan situasi yang semakin genting, komunitas internasional dihadapkan pada ujian besar.

Apakah dunia akan terus berdiam diri melihat pelanggaran hukum internasional yang berulang, atau akan bangkit untuk menghentikan penderitaan warga sipil Gaza yang semakin tak terperi.